Setelah lebih dari dua jam diayun ombak dari Jakarta, kapal yang kami
tumpangi melambat. Di sekeliling, membentang perairan biru kehijauan
yang jernih. Wisata pulau tidung sungguh layak ditunggu. Begitu jernihnya sampai dasar laut nyaris kelihatan. Segar
angin berembus dari arah daratan di depan kapal. Hmm... selamat datang
di Pulau Tidung!
Selama sekitar lima tahun belakangan ini, Pulau Tidung menjadi salah
satu primadona pariwisata di Kabupaten Kepulauan Seribu. Jika Anda
mencari di mesin pencari dengan kata kunci ”Pulau Tidung”, muncullah
berderet-deret informasi tentang paket wisata di pulau tersebut.
Letak Pulau Tidung yang tidak jauh dari Jakarta membuatnya mudah dicapai
dengan kapal dari Muara Angke atau Marina Ancol. Ditambah keindahan
alamnya yang memesona, tempat ini cocok untuk ”pelarian” dari rutinitas
sehari-hari.
Perairan sekitar Pulau Tidung menjanjikan pengalaman yang menarik dan
menyenangkan. Hamparan pasir putih, air laut yang jernih, serta
keanekaragaman terumbu karang dan ikan membuat pengunjung betah
beraktivitas dari matahari terbit sampai tenggelam. Snorkeling menjadi
semacam kegiatan ”wajib” bagi pengunjung.
Belum lagi tawaran berbagai permainan air, seperti banana boat, donut
boat, atau jet ski, yang turut memeriahkan wisata Pulau Tidung. Bahkan,
sekadar bersepeda keliling pulau dan melihat dari dekat kehidupan
penduduknya pun tak kalah menyenangkan.
”Di sini airnya jernih. Kami bisa berenang sepuasnya. Snorkeling-nya
juga seru. Sunset (matahari terbenam)-nya indah. Permainannya asyik.
Ikan bakarnya enak,” tutur Sylvia, karyawan swasta dari Jakarta. Dia
bersama enam temannya bersenang-senang di Pulau Tidung, pekan lalu.
Tak boleh ketinggalan adalah ikon wisata Pulau Tidung, yakni Jembatan
Cinta. Ini adalah lokasi wajib bagi pengunjung untuk berfoto. Di
berbagai sudut, pengunjung sibuk berfoto ria. Mereka juga terhibur oleh
aksi warga setempat, terutama anak-anak, yang dengan berani meloncat
dari titik tertinggi jembatan ke ”kolam” hijau jernih di bawahnya.
”Koin, Kak! Lempar koin, Kak!” pinta mereka.
Begitu koin dilempar, mereka dengan cekatan terjun untuk mencari dan
mengambil koin itu. Tawa riang dan teriakan girang terdengar hingga
kejauhan.
Menggeliat
Menurut penuturan sejumlah pelaku pariwisata di Pulau Tidung,
kegiatan wisata mulai menggeliat sekitar tahun 2010. Dari kunjungan
yang awalnya hanya puluhan orang, sepanjang tahun 2014 pengunjung Pulau
Tidung mencapai 3 juta orang.
Mereka biasanya datang saat akhir pekan dan hari libur nasional. Pada
akhir pekan atau libur panjang, pengunjung bisa mencapai 5.000 orang.
Padahal, penduduk pulau hanya sekitar 4.000 orang.
Amsir (37), salah satu perintis wisata Pulau Tidung, mengungkapkan,
bibit wisata maritim Pulau Tidung sudah tumbuh sejak 1999. Saat itu,
setiap akhir pekan ada 50-100 pengunjung dari Jakarta ke Pulau Tidung
untuk snorkeling.
Dia dan teman-temannya merancang paket wisata dua hari satu malam yang
lengkap. Setiap paket meliputi penginapan, makan empat kali, angkutan
kapal pergi-pulang Jakarta-Pulau Tidung, permainan banana boat, dan
snorkeling.
”Setelah kami hitung, agar hemat, paket wisata ini harus kelompok, 5-10
orang, sehingga bisa diperoleh biaya wisata Rp 350.000 per orang,”
katanya
Seiring tingginya animo wisatawan mengunjungi Pulau Tidung, sejumlah
agen pariwisata mulai bersaing menarik pengunjung sebanyak-banyaknya
dengan menawarkan harga paket wisata murah, sekitar Rp 200.000 per
orang, bahkan sampai Rp 180.000 per orang.
Sani, pemilik salah satu laman wisata Pulau Tidung, menyayangkan
persaingan yang mulai tidak sehat itu. Menurut dia, pelayanan kepada
pengunjung bisa tidak berkualitas hanya karena mengejar harga murah.
”Usaha wisata itu mempertaruhkan kepercayaan pelanggan. Sekali tak
dipercaya, hancurlah bisnis ini,” ujarnya.
Lurah Pulau Tidung Mashud Hamid mengatakan, pariwisata mengubah sedikit
demi sedikit perekonomian warga Pulau Tidung menjadi lebih sejahtera.
”Sebelum tahun 2010, nelayan di sini masih sekitar 60-70 persen dari
jumlah penduduk. Sekarang sebagian besar warga bergerak di pariwisata,”
katanya.
Menurut dia, berkah pariwisata ini harus dinikmati secara merata oleh
segenap warga Pulau Tidung. Warga bisa memiliki penginapan atau usaha
makan minum, permainan air, penyewaan perahu/kapal, atau menjadi pemandu
wisata.
Mashud menambahkan, pariwisata juga akan dikelola lebih profesional.
”Kami sedang siapkan aturan untuk pembentukan asosiasi pariwisata. Tarif
paket wisata juga akan dibuat standar dan disesuaikan dengan paket yang
diberikan,” katanya.
Bupati Kepulauan Seribu Tri Djoko Margianto menuturkan, pihaknya
berencana menambah infrastruktur penunjang pariwisata, seperti tambahan
kapasitas listrik, air bersih, pembangunan jalan keliling Pulau Tidung,
dan transportasi menuju Pulau Tidung, agar semakin banyak orang tertarik
kemolekan alamnya.
sumber : travel.kompas.com